HIDUP PENUH WARNA "JANGAN SIA-SIAKAN USIA DENGAN HAL YANG BODOH. TERUSLAH KEMBANGKAN KEMAMPUAN DIRI

Senin, 31 Maret 2008


Cerita, lho apa tu cerita. Cerita rakyat, apa lagi tu. Tambah bingung jadinya. Padahal kita pernah mendengar istilah itu sejak kecil. Biasanya dari orang tua atau sewaktu kita sekolah dulu. Kita sangat akrab dengan cerita-cerita seperti Maling Kundang, Sangkuriang, Timun Mas, Si Kancil, dan lainnya. Secara umum cerita rakyat diartikan sebagai cerita lisan yang berkembang di masyarakat secara turun-temurun tanpa diketahui siapa penciptanya. Hal ini berhubungan dengan kebudayaan, tata tingkah laku, pola kehidupan, dan hukum sebab akibat yang berkembang di masyarakat. Sebagai contoh cerita Malin Kundang yang dikutuk jadi batu karena dia durhaka kepada ibunya. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, maka dunia sastra lisan sudah mulai dibukukan dan malah diperanyak dalam buku, kumpulan cerita, kaset, dan VCD sehingga bagi kita yang ingin tahu tentang cerita tersebut dapat lebih mudah untuk mendapatkan informasi tersebut. Sekarang sudah mulai di kembangkan di sekolah-sekolah. Sebagai contoh di SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto yang sudah memaksimalkan Laboratorium Bahasa dan ruang Multimedia, maka ketika pembelajaran cerita rakyat sudah menggunakan media kaset atau VCD. Sehingga siswa tidak lagi membaca 
melainkan langsung mengalamiya. Atau bahkan pembelajaran dengan cara satu siswa maju untuk membacakan 
cerita tidak berlaku lagi karena sangat tidak efettif. Banyak siswa yang kurang bisa mengakap apa isi cerita. Menurut William R. Bascom (Dananjaja, 2002:50) cerita rakyat dibagi menjadi tiga bagian penting yaitu mite, legenda, dan dongeng. Biasanya yang lebih mudah dipahami adalah dongeng. Dunia dongeng sangat dekat dengan anak-anak. Misalnya dongeng Cinderella yang sangat terkenal. Bahkan di dunia modern sekarang ini banyak dibuat versinya. Senetron misalnya, hal ini sah-sah saja asal tidak sampai mengubah alur cerita sehingga penikmatnya tidak kebingungan antara cerita asli dan versi sinetron. Mengenai latar tentu saj berbeda karena dimensinya yang berbeda. Hal ini wajar dilakukan.